Banner

banner
News Update :
Home » , , , » Wala' dan Bara' Dalam Islam

Wala' dan Bara' Dalam Islam

Penulis : Unknown on Rabu, 02 April 2014 | 14.57


Sesungguhnya mencintai wali-wali Allah dan memusuhi musuh-musuh Allah merupakan kewajiban seorang muslim dan termasuk diantara pokok-pokok aqidah Islam, yaitu bersikap loyal kepada ahli tauhid dan memusuhi ahli syirik. Hal ini termasuk agama Nabi Ibrahim saw dan orang-orang yang bersamanya sebagaimana firman Allah:
"Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrohim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: Sesungguhnya kami berlepas diri dari pada kamu dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami mengingkari (kekafiran)-mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja, kecuali perkataan Ibrohim kepada Bapaknya: Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan aku tiada dapat menolak sesuatupun dari kamu (siksaan) Alah. (Ibrohim berkata): Ya Robb kami hanya kepada engkaulah kami bertawakkal dan hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali." (Qs. al-Mumtanahan: 4)

Allah mengharamkan bagi orang mukmin untuk bersikap loyal kepada orang-orang kafir sekalipun mereka adalah kerabat dekatnya. Allah berfirman: 
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu megambil orang-orang Yahudi dan Nashrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebagian mereka adalah menjadi sebagian pemimpin-pemimpin yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang dzolim." (Qs. al-Maidah : 51)

Disamping Allah mengharamkan bersikap loyal kepada orang-orang kafir, para musuh aqidah Islamiyyah, Allah juga mewajibkan kepada kita untuk bersikap loyal dan cinta kepada orang-orang mukmin. Allah berfirman: "Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara." (Qs. al-Hujurot: 10)

Klasifikasi Manusia dalam Wala' dan Bara'

Dalam masalah wala' dan bara' ini, manusia terbagi menjadi tiga macam;

1. Orang yang dicintai secara murni tanpa ada permusuhan sedikit pun.
Mereka adalah orang yang beriman dari kalangan Nabi Sholalllahu'alaihi wa sallam, as-Siddiqin (orang-orang yang jujur) dan as-Sholihin (orang-orang yang shalih).
Orang yang terdepan adalah Rasulullah saw., maka wajib mencintai beliau mel, oebihi kecintaan kita pada diri kita,, anak, orang tua dan seluruh manusia. Kemudian para istri beliau, ibunda dari sekalian orang yang beriman, ahlul bait beliau yang baik-baik, serta para sahabat beliau yang mulia, khususnya para Kholifah ar-Rosyidin yang empat beserta sepuluh orang yang dijamin masuk surga, para Muhajirin dan Anshor, para tentara badar dan orang-orang yang melakukan baii'at ar-Ridwan. Kemudian para tabi'in dan generasi-generasi yang mulia, para salaf (pendahulu) ummat ini serta imam mereka, seperti imam yang empat. Allah swt. berfirman: 
"Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdo'a: Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Rabb kami, sesungguhnya Engaku Maha Penyantun lagi Maha penyayang." (Qs.al-Hasyr: 10)

TidaK ada orang yang memiliki iman di dalam hatinya lantas akan membenci kepada para sahabat dan pendahulu umat ini. Orang yang membenci mereka hanyalah orang yang menyimpang, para munafik dan para musuh-musuh Islam seperti Syi'ah dan Khowarij. Kita mohon ampunan kepada Allah ta'ala.

2. Orang  yang dibenci dan  dimusuhi secara murni tanpa ada rasa cinta dan loyal sedikitpun.
Mereka adalah orang kafir yang murni dari kalangan kaum musyrikin, munafiqin dan orang yang murtad dan yang ingkar dengan berbagai macam jenis mereka. Sebagaimana firman Allah swt:
"Kamu tidak akan mendapati kaum yang beriman  kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka." (Qs al-Mujadalah: 22)

3. Orang yang dicintai dari satu sisi dan dibenci dari sisi yang lain
Orang yang seperti ini terkumpul padanya kecintaan dan kebencian, mereka adalah para pelaku maksiat dari kaum muslimin. Mereka dicintai karena pada mereka terdapat keimanan dan dibenci karena maksiat yang mereka lakukan dengan catatan bahwa dosa tersebut bukanlah kesyirikan dan kekufuran.

Cinta kepada mereka memiliki konsekuensi menasihati dan mengingkari atas kemaksiatan yang mereka lakukan. Kita tidak boleh berdiam diri atas maksiat yang mereka lakukan, akan tetapi perlu dicegah dari kemunkaran tersebut dan diarahkan kepada kebajikan. Lalu mereka pun dilarang dari berbuat kemungkaran dan juga ditegakan sanksi-sanksi kepada mereka berupa hukuman-hukuman dengan harapan agar mereka berhenti dari maksiat dan bertaubat dari dosa yang pernah mereka lakukan.

Karena kemungkaran yang dilakukannya, mereka tidak dibenci dengan kebencian yang murni dan berlepas diri dari mereka sebagaimana yang dikatakan oleh orang-orang khawarij tentang pelaku dosa besar, akan tetapi juga tidak dicintai dan loyal kepada mereka dengan sepenuhnya, sebagaimana yang dikatakan oleh orang-orang Murji'ah. Yang perlu dilakukan kepada mereka adalah memberika keadilan kepada mereka sebagaimana yang telah kita jelaskan, inilah mazhab ahlus sunnah wal jama'ah.

Sumber: Majalah al-Furqon, Edisi 4 Th. ke-9 1430/2009
Share this article :

Posting Komentar

 
Blog Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Advertise with Us | Site map
Copyright © 2014. Abu Fakhiroh . All Rights Reserved.
Design Template by panjz-online | Support by creating website | Powered by Blogger